Jumat, 31 Agustus 2012

Semacam Surat Cinta



Hari ini saya sedang tak punya uang untuk membeli kado untuk kamu. Saya takut menambah jumlah hutang yang sudah terlalu banyak dengan meminjam lagi kepada teman. Saya hanya ingin memberi kamu janji. Sekali lagi.

Kamu boleh memilih salah satu dari beberapa janji berikut ini. sebelum salah seorang di antara kita tersangkut maut, saya akan melunasinya.


  1. Saya akan membawa kamu semalam ke paris atau roma atau kota mana pun di luar negeri yang kamu mau. saya akan membawamu ke sana tanpa perlu kita meninggalkan rumah apalagi memesan tiket pesawat. 

    Saya akan mendekorasi salah satu ruangan di rumah kita kelak menyerupai sebuah restoran di kota yang kamu pilih. seindah dan semirip mungkin. menata ruangan tentu tak terlalu rumit. Saya akan membeli bahan-bahan yang murah dari salah satu toko di sekitar rumah. Saya akan meminta anak-anak kita mengenakan seragam pelayan dan berbicara dengan bahasa dan aksen kota tersebut. mereka akan menghidangkan kepada kita makanan dan minuman khas mereka. S
    eusai makan, kita akan memasuki kamar yang juga sudah ditata serupa kamar hotel paling cantik di kota tersebut. kita akan menghabiskan malam di kamar tersebut. Berdua saja.
  2. saya akan mengajak kamu menginap semalam di salah satu panti jompo. di sana kita akan membacakan sajak-sajak cinta kepada para penghuninya. dengan begitu kita bisa membayangkan bagaimana kelak kalau kita sudah tua.
  3. saya akan membuat sepasang layang-layang. kemudian akan saya ajak kamu ke sebuah padang dan bermain layang-layang sepuasnya di sana. sebab saat itu, mungkin kita sepasang orang dewasa yang mulai ditinggalkan jiwa kanak-kanak. dengan bermain layang-layang sambil menikmati senja hari, kita kembali sepasang anak-anak.
  4. saya akan menghidupkan kamu dari tidur-mati di sebuah tengah malam, memasang baju hangat ke tubuhmu dan sepatu pendaki di sepasang kakimu. saya akan mengajak kamu mendaki sebuah gunung. perjalanan mendaki selama beberapa jam dalam kegelapan akan menyiksa kita berdua. saat tiba di puncak gunung saya akan memanggang roti dan mengeluarkan sari jeruk dari tas. kemudian kita sarapan sambil menyaksikan matahari dan kota di bawah kita perlahan bangun pagi.
  5. saya akan mengajak kamu ke sebuah mata air, di hulu sebuah sungai. di sana kita akan mandi sepuasnya sampai tulang-tulang kita paling dingin, hingga kita menangis. kemudian saya akan memeluk kamu hingga tulang-tulang kita paling panas, dan kita tertawa.



penuh cinta,

(calon) kekasihmu 

Kamis, 30 Agustus 2012

Seberapa Pentingkah Pembandingan?



Dalam sebuah ruangan terkadang kita menemukan sebuah benda yang memiliki jenis dan fungsi yang sama satu sama lain, buku misalnya. Masing-masing buku memiliki kesamaan untuk menambah pengetahuan kita sebagai mahluk yang haus tentang pengetahuan namun, masing buku tersebut memiliki cara pembahasaan tentang pengetahuan yang berbeda. Ada buku yang lain menggunakan bahasa ilmiah seperti diruang-ruang perkuliahan. Sedangkan buku yang lain menggunakan bahasa sehari-hari dan mudah dimengerti oleh orang awam. 

Disinilah perlunya pembanding, ketika saya menemukan buku pertama yang menggunakan bahasa ilmiah dalam menjelaskan isi bukunya saat itu pula saya menganggap bahwa buku tersebut adalah buku yang bagus. Semua dikarenakan buku tersebut mampu menghilangkan rasa haus akan pengetahuan selama ini, itu saja. Saya melihat sisi lain ruangan tersebut dan saya menemukan buku kedua. Buku kedua menjadi buku yang lebih bagus dari buku pertama karena memiliki kelebihan dari segi tata bahasa yang menjelaskan dengan ringan namun tetap berbobot. 

Disinilah pembanding mampu membuat kita untuk mencari dan menjadi lebih baik. Ketika kita dewasa dalam memandang suatu pembandingan maka kita akan berkembang. Terkadang ada yang memaknai pembandingan seperti celaan dari objek pembanding tersebut, namun sebenarnya kita dapat memaknai bahwa itu bisa menjadi saran untuk diri kita agar lebih baik. Pembandingan merupakan kritik tidak langsung, kritik yang halus sehingga butuh kepekaan dalam memaknainya. Disinilah perlunya pembandingan dan sifat dewasa dalam menanggapi pembandingan tersebut.