Sabtu, 18 Februari 2012

Sex, Lies & Cigarettes'- Vanguard Sneak Peek


Mungkin ini bukan lah film yang beredar dibioskop-bioskop dikota kalian berada. Sex, Lies and Cigarettes merupakan sebuah film dokumenter yang dibuat oleh koresponden Christof Putzel ketika pada tahun 2010 silam ia meliput Konferensi Dunia Untuk Tembakau. Film ini menjadi salah satu episode dari serial dokumenter Vanguard season 5 yang ditayangkan oleh Current TV.

Seluruh dunia tengah menyorot si bocah perokok, Aldi. Videonya di Youtube membuatnya cepat menjadi bahan pembicaraan. Dia satu-satunya perokok yang paling terkenal dari Indonesia. Akhirnya ditelusurilah apa penyebab anak umur 2 tahun ini bisa mengenal rokok. Oleh karena itulah mereka mulai menginvestigasi tentang rokok di Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Amerika, harga sebungkus rokok di Indonesia itu sangatlah murah. Di Amerika sebungkus Marlboro dihargai $12 , sedangkan disini dihargai $2 saja. Inilah salah satu alasan mengapa konsumen rokok meningkat tiap tahunnya. Amerika sengaja membuat pajak yang tinggi di rokok karena mereka telah sadar akan dampak krisis kesehatan kedepannya. Itulah juga yang menjadi alasan berpindahnya target pemasaran industri rokok ke Indonesia.

Penyebab lain mengapa perokok aktif begitu meningkat di Indonesia adalah adanya peran media yang mulai menyusupi brand-brand anak muda saat ini. Lihat saja iklan-iklan rokok saat ini, kebebasan, petualangan dan gaya anak muda lainnya menjadi icon dari rokok. Lihat saja di setiap konser musik di Indonesia, sebagian besar di hiasi oleh logo-logo perusahaan rokok ternama diposter, spanduk, sampai ditempat konsernya. Mereka lah yang mensponsori acara musik-musik itu. Lebih herannya lagi, sponsor terbesar dari pertandingan bola di Indonesia adalah perusahaan rokok terbesar diIndonesia. Perusahaan tersebut tahu bahwa penduduk Indonesia banyak yang suka sepak bola, sehingga dia menyentuh masyarakat dengan pertandingan sepak bola itu sendiri. Hebat proses pemasarannya.

Tidak di Jalan, di tivi, di radio, dan dimana saja indera kita berfungsi mungkin iklan rokok dapat ditemui yang juga dapat dilihat oleh anak-anak yang lain. “Target penjualan rokok memang kepada 17 tahun ke atas, namun itu adalah target resminya, sedangkan target tidak resminya adalah 14 tahun” ujar seorang yang pernah bekerja dibagian pemasaran disebuah perusahaan rokok ternama di Indonesia.

Mungkin saja jika pemerintah mengeluarkan iklan kesehatan tentang bahayanya merokok, para perokok yang sedang menghisap sebatang rokok akan segera berhenti, cepat atau lambat. Namun ternyata disini tidak. Pemerintah malah ketakutan akan kehilangan sumber pendapatan pajak terbesarnya dari rokok. Rela masyarakatnya sekarat karena asap diparu-parunya untuk mendapatkan pemasukan pajak. Berkedok melindungi pekerja, namun ternyata hasil dari pekerja lah yang diinginkan. Jika suatu saat rokok berkurang sudah pasti pekerja akan berkurang di perusahaan rokok, nah disinilah solusi sebenarnya yang seharusnya pemerintah cari. Tentang lapangan kerja pengganti untuk para pekerja nanti.

Untungnya saya sebagai penulis tidak menjadi salah satu korban yang terpengaruh akan kenikmatan tembakau yang terbungkus kertas itu. Sadar akan bahayanya menjadi tameng untuk diri sendiri tentunya. Film yang menarik dinonton sambil menghisap rokok, agar diakhir film nanti bisa mematikan rokok secara permanent.

Mungkin Jika ada yang ingin menonton filmnya bisa klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar