Kamis, 26 April 2012

Program Televisi yang Berkualitas


Hey.. ketemu lagi kalian penikmat TV. Belakangan ini saya masih senang membahas tentang TV, salah satu alat elektronik yang saat ini tak pernah berhenti menyiar sehari-hari (kecuali Trans 7). Taukah kalian bahwa didalam siaran TV sehari-hari banyak siaran-siaran yang tak sehat. Bentuk ekspolitasi tubuh permpuan, berita kekerasan, dan beberapa kondisi penyiaran yang bersifat kurang baik bagi para penikmatnya.

Hari ini saya akan mencoba membagi sedikit pencerahan tentang program-program yang berkualitas menurut bapak Rusdin Tompo, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Selatan (KPID SulSel):
  • Siaran yang memberikan inspirasi, ide dan gagasan. Beberapa siaran yang lebih sering hadir pada pagi hari dikategorikan program berkualitas karena mampu memberikan inspirasi, ide dan gagasan untuk pemirsanya. Ruang lingkup yang dibahas pun tak jauh dari bisnis dan wirausaha. Contoh: Coffe Break dari TVONE yang hadir setiap pagi dan beberapa program dari TV lain yang hadir di akhir pekan.

  • Motivasi, program TV yang berkualitas merupakan program yang memberikan motivasi di dalam tayangannya. Setiap hari tentunya berbagai dinamika permasalahan menghampiri dikehidupan sosial kita. Program ini bertujuan agar kita mampu menghadapi permasalahan tersebut dan tidak terjebak dalam keadaan sehari-hari ini, tentunya dengan sedikit cerita-cerita motivasi dari para orang-orang yang membawakannya.

  • Tidak dengan ekspoitasi tubuh. Bisa kita lihat tayangan saat saat ini serba mempertunjukkan bagian tubuh perempuan. Tak jauh beda nya televisi seperti KFC dalam program-program hiburannya yang terkadang mengedepankan dada dan paha. Saya realistis bahwa pemirsa lebih terhibur dengan tontonan seperti itu, tapi apakah itu mendidik? kalian yang menilai. Beberapa acara musik saya lihat terkadang menampilkan hal yang mengeksploitasi tubuh. Dalam jam penayangan pagi pun sudah kita bisa dapati hal ini. Dahsyat dari RCTI dan Inbox dari SCTV yang berhasil mempersembahkan tayangan berunsur eksploitasi tubuh.Pada malam hari pun bisa kita lihat program acara televisi yang mengumbar kemolekan tubuh. Konsep acaranya pun beragam mulai dari talkshow hingga kuis tengah malam.

  • Tidak ada unsur kekerasan. Beberapa waktu yang lalu kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak tumbuh pesat dengan ditayangkannya WWF SmackDown di TVONE. inilah alasannya mengapa kekerasan dilarang oleh KPI untuk ditayangkan, semua karena anak-anak tersebut meniru apa yang mereka lihat di televisi. Kekerasan juga ditampilkan pula di program berita-berita ditelevisi. Aksi demonstrasi anarkis diputar ulang sepanjang hari oleh program berita. Aksi kekerasan di minimarket oleh geng motor yang ditayangkan melalui rekaman CCTV ditelevisi mampu memperngaruhi pemikiran geng motor didaerah lain untuk bertindak seperti yang dilihat ditelevisi. Tidak lama setelah penayangan kekerasan diminimarket tersebut, kekerasan oleh geng motor didaerah lain menunjukkan eksistensinya dengan kekerasan pula. Akhirnya, penayangan kekerasan ditelevisi ternyata menghasilkan kekerasan baru didunia nyata.

  • Menghibur, point ini menjadi alasan utama mengapa mereka tak berhenti duduk didepan televisi. Hiburan yang tentunya menjadi santapan mereka kaum menengah kebawah. Mereka lah yang lebih sering menghabiskan waktu untuk mencari hiburan ditelevisi, semua dikarenakan mereka memiliki waktu luang yang lebih besar jika dibandingkan kaum menengah keatas yang lebih menghabiskan waktu dengan bekerja. Hiburan yang berkualitas tidak mesti menampilkan kekerasan untuk menciptakan tawa seperti program Opera Van Java dari TRANS TV. Hiburan yang berkualitas adalah hiburan yang tidak dibuat-buat atau berlebihan semua tercipta secara natural dan tentunya mengandung nilai edukasi.

  • Membela kepentingan publik. Terkadang kepentingan pemilik modal atau pemilik stasiun televisi mempunyai peluang yang besar untuk melakukan intervensi atas siaran yang ada. Intervensi inilah yang harus dihindari karena program televisi yang berkualitas adalah program yang tidak mengenal keberpihakan kepada siapapun.

Beberapa point diatas saya dapatkan dari seminar yang diselenggarakan ATVSI di universitas saya beberapa hari yang lalu. Disela-sela waktu seminar pak Rusdin Tompo mengatakan bahwa, "Mulai sekarang matikan televisimu dan lakukan hal-hal yang jauh lebih produktif dihidupmu". Dari sini saya bisa mengambil kesimpulan bahwa televisi adalah media hiburan yang dibutuhkan disela-sela waktu senggang namun kita hidup tidak hanya untuk menerima hiburan yang tak henti-henti ini setiap harinya karena ada hal yang lebih produktif yang bisa kita lakukan untuk diri kita dan diri orang lain tentunya. Maka, MATIKAN TV SEKARANG!!

3 komentar:

  1. Saya lebih suka acara yang menampilkan Potret kehidupan atau parawisata, acaranya lebih jujur dan ga dibuat-dibuat. Dari pada acara yang sifatnya reality show dan berita, terkadang dibumbui dengan sedikit kebohongan supaya bisa menaikkan rating saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Potret kehidupan pun terkadang dibuat-buat loh. Potret kemiskinan sekarang menjadi objek yang menarik dibeberapa siaran tv dan lebih menjual. Kondisi rakyat miskin di program Jika Aku Menjadi dari TRANSTV dibuat menggugah penonton dan itulah yang menjadi komoditas penyiaran saat ini. :)

      Hapus
    2. Pembahasan yg menarik..
      Sudah seharusX masyarakat mesti pintar2 memilih tontonan yg brkualitas sesuai kbutuhannya, krn stsiun2 tlevisi saat ini mnyajikan tontonan2 beranekaragam sperti bpak tuliskan d atas sehingga masyarakat perlu waspada pengawasan trhadap anak2 agar dunia pertelevisian dpat membawa dampak positif tuk masyarakat ...

      Hapus