Senin, 16 April 2012

Untukmu yang di Jakarta


Selamat panjang umur adekku.
Usiamu hari ini telah mandapat nominal baru.
Nominal yang melambangkan awal kedewasaan dari segi umur.
Nominal yang tak dapat lagi dikatakan sebagai orang yang bau kencur.

17 kini usiamu, @apriliaputria.
Usia yang menurutku adalah langkah kedewasaan.
Berpikir, Sikap dan tutur kata.
Tentang segala hal didunia.

Oh..iya..Jangan lupakan Ibumu.
Jadikan dia orang spesial pertama yang menerima ucapan terima kasihmu.
Tentang 17 tahun kehadiranmu.
dan, Yang mampu membesarkanmu.

Jangan pula melupakan Ayahmu.
Sosok pria yang menurutku telah menjalankan tugasnya
Menjaga Putrinya dari pria-pria yang salah.
Agar kau nanti tak salah langkah, sepertinya

Semoga dirimu masih menjadi @apriliaputria yang ceria
lebih mencari tau arti kehadiran di dunia
Selalu dalam lindungan-Nya.
dan mulai ingin membangun hijabnya supaya lebih cantik dan bercahaya.

Maafkan Mas mu ini yang tak mampu memberikan apa-apa.
Hanya sekedar menuliskan beberapa kata sederhana.
Tanpa ada bingkisan berwarna yang dikirimkan di Jakarta.
Maaf yaa...

Salam rindu Mas mu...

Minggu, 15 April 2012

City of God


Poster film City of God
Judul Film : City Of God


Judul Asli : Cidade de Deus


Pemain : Alexandre Rodriguez, Leandro Fermino, Phellipe Haagensen


Sutradara : Fernando Merelles


Penulis Naskah : Braulio Mantovani (screenplay), Paulo Lins (Novel)


Produksi : 02 Film


Oke... Malam ini saya telah melahap lagi sebuah film yang berjudul City of God. Kota di Brazil yang didalamnya penuh dengan senjata, obat terlarang dan kekerasan. Remaja dan anak-anak sekalipun telah menyentuh ketiga unsur ini. Mungkin bagi setiap kota besar pada umumnya ada ketiga unsur ini.


Film ini diangkat dari kisah nyata Rocket dalam film ini diperan oleh Alexandre Rodriguez. Rocket seorang fotografer muda adik dari Goose salah seorang dari Trio Mortes Gengster kecil di kota kecil tersebut pada tahun 60-an. Bersama dengan 2 temannya yang lain, Hairy dan Snatcher serta ditemani oleh Kid  (adik dari hairy) dan Benny mereka melakukan perampokan. Hingga akhirnya Trio Mortes berhenti sejak terjadinya perampokan yang dilakukan oleh mereka, namun sebuah pembunuhan mampu dilakukan oleh Kid sendiri sehingga membuat Trio Mortez menjadi buronan.


Disini saya melihat karakter anak-anak seperti Kid mampu membunuh dengan mudahnya sungguh tidak mengherankan. Dia dibesarkan dilingkungan yang sudah terbiasa melihat senjata dan kekerasan. Karakter pada dirinya pun terbangun dari yang biasa dia lihat. Seorang anak itu seperti cermin yang mengikuti perbuatan orang dewasa disekitarnya, jika dia besar dilingkungan terpelajar dia akan menjadi sosok terpelajar pula, namun jika dia besar dilingkungan yang terbiasa dengan kekerasan dia akan menjadi sosok yang kasar pula. Difilm ini banyak karakter yang seperti Kid, kurang pengawasan oleh orang tua (keluarga) nya sehingga tidak mampu mengontrol perkembangan si anak. Pendidikan awal seorang anak sebenarnya diawali oleh keluarga, lingkungan kemudian sekolah. Sekolah hanya memiliki waktu yang sedikit untuk mendidik perkembangan anak. Keluarga adalah penyaring, penilai benar atau salah yang kita tangkap dari lingkungan kita, Pada hakikatnya keluarga memiliki nilai-nilai yang di anggap benar dalam lingkup keluarga itu sendiri. Jadi, jika kita sendiri tak pernah meluangkan waktu pada anak kita, jangan heran jika anak tersebut berubah sesuai pada lingkungan mereka hidup sehari-harinya.


Berbeda dengan Kid, Rocket adalah sosok yang sangat tidak menyukai kekerasan, dia lebih memilih  untuk tidak mengikuti semua yang dilihat di lingkungannya, Senjata, obat terlarang dan kekerasan. Bahkan kakaknya sendiri pun tak ingin di ikuti. Dia juga lebih memilih kamera dari pada memiliki senjata.


10 tahun kemudian sosok Kid yang dulunya kecil telah tumbuh dewasa dan telah berganti nama menjadi (Leandro Fermino) Ze. Cita-citanya dulu telah tercapai menjadi seorang gangster dikotanya bersama teman kecilnya dulu, (Phellipe Haagensen) Benny. Berdua mereka menjadi penjual obat terlarang terbaik di kotanya, dengan bantuan polisi tentunya sebagai sosok pelindung dari bisnisnya ini. 


Disini saya melihat, jika kita ingin terlindung dari hukum kita harus memiliki si penghukum itu. Ze dan Benny dapat terlindung dari hukum dikotanya karena dia memiliki sosok penghukum tersebut di tangannya. Ibarat permainan anak-anak monopoly di Indonesia, jika tak ingin masuk penjara kita harus memiliki kartu bebas penjara dan itu diterapkan oleh mereka dan para pegiat kejahatan di kota-kota lainnya.


Di film ini sangat menggambarkan pula keadaan seorang yang kecanduan obat terlarang berada ditangan penjual obat terlarang itu. awalnya hanya mencoba pemberian teman, kemudian menggunakan uang pribadinya, jika uang pribadinya telah habis mulai menjual barang-barang pribadinya dan seisi rumah. Perlahan namun pasti semakin kau kecanduan, semakin kau memperkaya si penjual obat tersebut.

Di film ini yang dapat dipelajari juga tentang peraturan. Pada suatu bagian setelah kematian Benny kota menjadi terasa panas bagi dua kubu penjual, Ze dan Redhead. Redhead mempunyai seorang anggota baru yang dendam kepada Kid karena telah membunuh adiknya dan memperkosa pacarnya, Ned nama anggota baru itu. Dia tidak ingin menjadi perampok dan membunuh seperti kelompok Redhead. Suatu ketika dia melakukan perampokan namun peraturannya tak ingin melakukan pembunuhan. Pada perampokan kedua dia diselamatkan oleh Redhead yang membunuh karna ingin menyelamatkan Ned yang ingin ditembak, yang berarti ada pengecualian dalam peraturan. Perampokan ketiga pengecualian telah menjadi peraturan, boleh membunuh orang yang mengancam. kemudian saya teringat salah satu definisi kebenaran, kebenaran adalah kesalahan yang berulang. Kita melakukan kesalahan, terbiasa, kemudian membenarkan kebiasaan yang salah tersebut.

Diakhir film ini peran Rocket semakin diperjelas. Rocket yang sering mengantarkan koran di sebuah media cetak dikota itu tanpa sengaja hasil fotonya yang berisi foto-foto kelompok Ze dimuat menjadi Headine. Sejak saat itu dia diangkat menjadi fotografer dan diutus meliput perkembangan kota itu. Hingga akhirnya foto terbaiknya adalah gambar kematian Ze dan aksi penyuapan yang dilakukan kelompok Ze kepada polisi. Sekali lagi media menjadi bahasa kebenaran,  bukan karena mengedepankan komersil dari berita tersebut, tapi Rocket menjadikan kamera sebagai bahasa kebenaran.

Film yang menggambarkan realita sosial masyarakat di kota yang memiliki penegakan hukum yang lemah terhadap aksi suap-menyuap dan membuat sebuah kesalahan menjadi mengakar kepada penerus masa depannya kelak. Media cetak disini sebagai media perantara yang membahasakan  kebenaran agar terjadinya sebuah perubahan. Tanpa adanya media mungkin aksi suap-menyuap dibagian penegak hukum sampai saat ini takkan terungkap. Media seharusnya seperti ini tidak berpihak kepada golongan tertentu.

Trailer film City of God

Jumat, 13 April 2012

Cantik itu .....



Media penyusun konsep cantik dimasyarakat

Kemarin disela-sela waktu menunggu kelas dimulai saya duduk membelakangi sekelompok perempuan yang sedang sibuk membaca sebuah majalah kecantikan. Kelas terasa begitu sepi karena sebenarnya masih 30 menit lagi kelas dimulai. Tak ada suara dikelas sejak saya datang dan duduk dikelas ini, namun beberapa menit kemudian terjadi percakapan.

Perempuan tomboy: wah..pakai krim yang mana supaya kulit saya terlihat lebih putih?

Perempuan pemilik majalah: pakai krim ini saja *menunjuk gambar krim di majalah*..

Perempuan tomboy: wah.. Rp 159.000 untuk sebotol kecil krim pemutih?

Perempuan pemilik majalah: kalo krim yang itu untuk pemakaian 1 bulan, ada juga yang 2 minggu sudah putih kulitnya tapi harganya 2x lipat..

Perempuan yang mengaku cantik: wahh.. kalau mau cantik memang butuh modal besar..

Perempuan pemilik majalah: betul!! kalau mau cantik memang butuh produk-produk berkualitas..

Perempuan tomboy: *cemberut*

Nah.. sambil mendengarkan percakapan mereka saya tersenyum. Beberapa kesimpulan dapat saya ambil dari percakapan tersebut.

  1. Cantik itu mahal, sudah jelas terlihat tujuan penawaran perempuan pemilik majalah tersebut adalah menawarkan produk-produk kecantikan yang harganya relatif tidak murah. Harga sebuah krim pemutih dengan kualitas 4 minggu saja bisa mencapai Rp.159.000, bayangkan jika dalam waktu 4 minggu krim tersebut tidak menghasilkan apa-apa atau tidak memutihkan, mungkin si konsumen akan berpikir "proses pemutihan kulitnya sudah mulai berjalan seminggu kedepan pasti sudah mulai putih kulit ini" yang otomatis akan membeli se botol krim lagi untuk memutihkan kulitnya.

    Hitung-hitungnya belum sampai disitu. percakapan tadi hanya sekitaran krim pemutih, bagaimana jika perempuan tomboy tersebut sudah cantik? otomatis dia akan merasa ada kekurangan lagi untuk dirinya, misalnya penghalus kulit, bedak, parfum dan lain-lain yang budgetnya juga tidak kecil atau mahal. Pola konsumerisme seperti inilah yang akan tumbuh di diri perempuan-perempuan tersebut untuk menutupi kekurangan yang masih ada pada dirinya. Manusia memang tidak pernah bersyukur.

  2. Perempuan adalah mangsa empuk kapitalis, lihat saja iklan-iklan di majalah, televisi dan internet yang mengatakan bahwa "kulit putih itu cantik" dan alhasil teman saya pun menjadi korbannya (perempuan tomboy). Tidak pernah saya melihat iklan kecantikan itu adalah perempuan yang berasal dari kulit yang (maap) hitam. Begitu hebatnya membentuk mindset tentang kecantikan dengan menggunakan iklan yang berulang-ulang agar produknya laku dipasaran dan seperti itulah kapitalis pemangsa perempuan beraksi. Sekali lagi televisi menjadi media prantara dari kapitalis kecantikan bermain. Televisi telah mencuci pemikiran kita dan telah membuat kita bermimpi, ingin seperti artis yang mengiklani produk tersebut. Ingatlah, standar kecantikan kalian sedang dibentuk oleh majalah dan televisi. Dasar permainan para kapitalis kosmetik adalah perempuan selalu berpikir ingin cantik, lebih dan lebih, dan itulah yang dimanfaatkan. Saat ini kita masih berbicara dikisaran kosmetik dan belum pada tataran style busana yang masuk dalam target kapitalis.

    Berbeda dengan kaum lelaki yang menurut saya lebih terkesan cuek. Perempuan lebih mengedepankan tampilan nya didepan umum. Saya sebenarnya agak sedikit tidak percaya bahwa kecantikan adalah hal yang utama dimata perempuan. Mungkin lingkungan lah yang membentuk mereka seperti itu. Bisa kita lihat misalnya pada saat ingin melamar pekerjaan, point "penampilan menarik" tak pernah hilang dari syarat melamar pekerjaan, sekali lagi kecantikan dan ketampanan yang diperhatikan. Point "penampilan menarik" selalu menempati posisi teratas disetiap syarat pelamaran pekerjaan dan akan membuat sebagian perempuan untuk melakukan sentuhan-sentuhan kecantikan agar dapat bekerja ditempat yang dia inginkan mengesampingkan kemampuan dibidangnya tersebut.


Mungkin bagi teman-teman itu adalah hal yang biasa, namun jika kalian telah berkeluarga nanti didalam keuangan keluarga bakalan ada anggaran untuk pemeliharaan kecantikan istri kita dan itu wajib dengan nominal yang besar pula. Secara tidak langsung bisa saya katakan bahwa anggaran pemeliharaan kecantikan bagi perempuan sama saja seperti anggaran pembelian rokok bagi laki-laki dan itu terkesan menghambur-hamburkan uang saja. Sama seperti judul note teman saya bahwa "Cantik Bukan Kosmetik" yang berarti perempuan cantik itu bukan diciptakan dari kosmetik yang dia gunakan. Menurut saya cantik tercipta dari proses tingkah laku kita sehari-hari.



Salah satu iklan televisi yang membangun mindset "putih itu cantik"

Banyak perempuan yang menghabiskan uangnya untuk membeli kosmetik tidak untuk membeli buku untuk sekedar menambah pengatahuannya. Itulah akhirnya kebanyakan perempuan sama seperti yang dikatakan oleh Cina di film Cin(T)A, "Kecantikan berbanding terbalik dengan kepintaran". Menurut saya perempuan pintar lebih dicari oleh kaum lelaki dibandingkan perempuan cantik, yaa.. itu menurut saya.

Banyak pula perempuan yang mengaku cantik namun mengidentikkan bahwa dia adalah perempuan. Menurut saya perempuan itu adalah yang menutupi setiap senti auratnya, jika auratnya telah tertutup sudah pasti dia cantik. Banyak perempuan yang menggunakan pakaian yang terbuka agar dimendapatkan predikat cantik.

Rasa bersyukurlah yang seharusnya ditingkatkan, bukan jenis kosmetiknya yang digunakan. Perempuan itu akan lebih terlihat tak ada kekurangannya jika dia sendiri tidak meresahkan kekurangan yang ada pada dirinya itu. Sebenarnya rajinlah beribadah, air wudhu membuat wajahmu tampak bercahaya.


Rabu, 11 April 2012

5 Days of War

Cover  5 Days of War
Judul Film: 5 Days of War

Pemain: Rupert Friend, Richard Coyle, Andy Garcia,  Emmanuelle Chriqui, , Johnathon Schaech, 

Sutradara: Renny Harlin

Penulis Naskah: John Logan, Marshal Herskovitz

Produksi: Anchor Bay Films

Film ini bercerita tentang 2 orang wartawan perang Thomas Anderz (Rupert Friend) dan Sebastian (Richard Coyle ) sebagai kameraman yang merekam setiap kejadian dilokasi. Di film yang diangkat dari kisah nyata ini mereka berkeinginan untuk kesebuah negara Georgia yang sedang berkonflik dengan Rusia tentang batas wilayah.

Sewaktu baru memasuki wilayah mereka singgah disuatu desa tempatnya berjanjian dengan seorang yang mengenal wilayah tersebut. Mereka berhenti disebuah tempat yang sedang melakukan pesta pernikahan yang dihadiri oleh keluarga besar dari si mempelai pengantinnya. Tiba-tiba pesawat Rusia menyerang desa tersebut dan hancurlah tempat pesta tersebut. Mereka bertemu dengan seorang korban perempuan yang selamat. Tatia nama perempuan tersebut. Anderz dan sebastian pun membawa  keluarga Tatia yang selamat lainnya ke rumah sakit. Keesokannya keluarga Tatia yang dirumah sakit tersebut menghilang. Disinilah petualangan kedua wartawan ini dimulai.

Mencari dan memasuki wilayah konflik tersebut Anderz dan Sebastian juga ditemani oleh Rezo, seorang tentara Georgia yang sempat bertemu saat peliputan di perang Iraq. Rezo adalah sosok tentara yang selalu ada disaat kedua wartawan ini dalam kesulitan. Rezo sempat memberikan kalung keberuntungannya kepada Anderz karena dia beranggapan bahwa Anderz mirip dengan St. George. St. George adalah seorang prajurit Romawi yang menjunjung nilai kebenaran. Anderz adalah Wartawan perang, dia memberitakan sebuah kebenaran tentang kondisi yang ada di wilayah perang dan itu tidaklah mudah.

Disini mereka lebih mementingkan berita yang telah mereka dapatkan tentang kejahatan perang prajurit bayaran Rusia saat menyerang sebuah desa dari pada nyawanya. Nyawa mungkin bagi mereka hanyalah sebuah prantara untuk menyampaikan berita kepada dunia. Inikah profesionalitas seorang wartawan perang? Yang memberitakan bukan untuk uang semata namun, untuk penyampaian kebenaran berita yang ada.

Berbeda dengan wartawan media mainstreem yang memberitakan sesuatu hanya untuk mengharapkan beritanya laku dipasaran (unsur komersil). Bisa saya ambil contoh demonstrasi yang anarkis lebih sering diliput media sedangkan aksi damai tak ada media yang melirik. Memang masyarakat lebih menyukai sesuatu yang berbeda namun, apakah sesuatu yang berbeda tersbut harus lebih sering untuk diberitakan? Sebenarnya itu dapat merubah sudut pandang masyarakat.

Oh..iya.. salah satu kejahatan perang terhadap wartawan sempat digambarkan disini. Saat Alderz dan Sebastian ketahuan berada di wilayah konflik dan ditahan oleh pasukan Rusia. Saat itu mereka telah memberitahukan bahwa mereka Pers dengan menunjukkan kartu pers mereka namun masih menjadi target penganiayaan oleh pasukan Rusia. Seharusnya, wartawan perang tidak dapat dijadikan tahanan karena memang memilliki hak untuk bisa meliput berita terjadinya konflik.

Di film akhir film ini diperlihatkan dampak-dampak sosial setelah perang yang dirasakan oleh warga  Geogeria. Keluarga yang hilang atau terbunuh, tingkat tuna wisma yang meningkat dikarenakan rumahnya hancur, dan dampak lainnya. Mereka hanya bisa mengenang keluarga yang hilang melalui foto yang masih tersimpan dan sebuah cerita dari keluarga korban tersebut. Inilah dampak dari arogansi keinginan kekuasaan dari negara Rusia yang direkam baik oleh Thomas Anders dan Sebastian di Film 5 Days of War.

Selasa, 03 April 2012

Dunia Tanpa Sekolah


Penulis: M. Izza Ahsin
Judul Buku: Dunia Tanpa Sekolah
Penerbit: Mizan
Tahun penerbitan: 2007
Jumlah halaman: 248


Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seorang teman yang telah meminjamkan buku barunya ini dan mengizinkan saya untuk mencicipinya terlebih dahulu. Terima kasih !!!

Dunia tanpa sekolah adalah sebuah buku yang edukatif. Bercerita tentang seorang anak bernama Izza yang tergolong pintar namun muak atas sekolah formal. Menurutnya sekolah formal hanyalah tempat yang memenjarakan kreatifitas dan imajinasi seorang anak. Kebebasan dalam proses belajar seorang anak tidak terexplor dengan baik yang dikarenakan sifat individu guru. Keheningan dalam ruang kelas, ketegangan oleh guru-guru yang mencitrakan killer (sok tegas) dan beberapa kebiasaan sekolahnya ini lah yang membuat dia beranggapan bahwa sekolah memenjarakan kreatifitas dan imajinasinya dalam belajar. 

Buku yang bercerita tentang seorang anak yang harus melanjutkan sekolah dibawah tekanan kedua orang tuanya. Orang tuanya beranggapa bahwa kesuksesan seseorang dapat dinilai dari seberapa tinggi seorang itu bersekolah, dan mindset seperti ini lah yang Izza tidak suka. Slogan wajib belajar 9 tahun-pun dibantahnya, Izza mau belajar seumur hidup, tidak sembilan tahun saja kemudian dilupakan.

Jangka papan tulis seharusnya tak digunakan untuk memukul anak-anak yang nakal, mencaci atau memaki seharusnya tidak dilakukan oleh orang yang terdidik sekelas guru, dan berbagai cara lain yang berkedok untuk memberikan citra tegas atau jerah kepada murid yang kurang bisa diatur. Beberapa hal yang dia lihat inilah yang membuat dirinya tak ingin sekolah lagi dan lebih fokus pada hobi nya saja yaitu menulis. Banyak tulisan telah Izza lahirkan namun tak ada yang mengerti tentang bakatnya ini. Baginya “Siapapun bisa jadi penulis. Menulis tidak perlu bakat. Atau lebih tepatnya, bakat dapat diciptakan sesuai situasi dan kondisi"

Liburan adalah surga baginya karena bisa menghabiskan waktu liburnya ke Gramedia dengan keluarganya dari luar kota. Menurutnya Toko buku itu seperti restorant, dan dia ingin menghabiskan waktunya memakan satu demi satu buku disini. Sebuah pemikiran yang jarang atau bahkan tidak pernah saya dengarkan dari mulut anak muda zaman sekarang.

Buku ini menarik dibaca untuk mereka yang percaya pada sumber ilmu hanya pada sekolah saja. Semoga mereka mereka semua tersadar tentang konsep pendidikan yang ada selama ini kurang benar. Buku ini menarik dibaca juga untuk mereka calon penulis atau setidaknya beranggapa bahwa bakat itu sudah ditentukan sebelum kita terlahir. Izza membuktikan bahwa potensi bakat kita pada awalnya sama namun lingkunganlah yang membentuknya.

Minggu, 01 April 2012

Neng..ikut abang nonton The Raid yukk.,.

The Raid

Awal April ini kembali saya dibuat penasaran oleh 2 hal, yang pertama adalah Film the Raid dan kau. Film The Raid menjadi hal yang mengisi rasa penasaranku yang singkat di awal bulan ini karena sekarang di kampus, twitter dan facebook semua membahas film ini. Alhasil 50% isi otak kanan belakangan ini dipenuhi kata The Raid.. The Raid.. The Raid.. dan The Raid.. Film yang KATANYA bergenre action ini juga menarik perhatian karena KATANYA beda dengan film indonesia yang biasanya beredar. Sialan.. mereka begitu hebat melakukan promo dan membentuk simbol tanya dibelakang kata “The Raid” ini.

Hal kedua yang mengisi 50% kekosongan otak kanan ini adalah kau. kau adalah orang yang sejak beberapa bulan terakhir menyinggahi dan membuat rasa penasaranku kembali terpacu. Lama tak merasakan hal seperti ini. Lama adrenalinku tak menggebu hebat jika dekat dengan seorang perempuan. Senyam-senyum sendiri dan mengalami imajinasi yang kian melayang.

Terkadang kebingungan menghentikan proses kerja otak kanan ini, kenapa dengan  perempuan ini? Apa alasanku memikirkanmu? kau memang nampak berbeda dengan perempuan lainnya. Tampak tenang, pintar, kadang datang lucunya, dan satu hal yang penting, kau menutupi auratmu dan itulah yang membuat ku memandang kau berbeda dengan perempuan lainnya, merasa dirinya anggun dengan baju yang hanya menutupi sebagian kecil kulit tubuhnya. Yaa.. perempuan berjilbab ini memang membuat rasa penasaranku muncul tak terkendali. kau, Seperti jaring laba-laba dirumah tua yang jarang ditinggali, membentuk pola tak beraturan dari sifat tenangmu dan semua itu masih sulit untuk ku baca dan ku raba.

Kedua hal itulah yang mengisi otak kananku yang rajin, senang dan hoby berimajinasi pada hal yang sedang menjadi target penasaran ini.  Kedua hal ini sempat ingin ku realisasikan bersamaan. Yaa.. ngajak kau nonton The Raid, karna hanya dengan merealisasikannya saya bisa menuangkan sebuah imajinasi ke dunia nyata. Semua memang tak semudah menuangkan gelas yang berisi (ruang imajinasi) ke gelas kosong (realitas).tapi, mari mencobanya. Banyak cara untuk melakukannya kok dan ini adalah cara kesekian untuk merealisasikannya.

Sulit untuk mengajakmu untuk merealisasikan imajinasiku diawal April ini, begitu banyak alasan untuk menundanya. Melalui surat ini telah ku jelaskan beberapa alasan mengapa kau yang kuajak untuk menikmati film ini dan melalui surat ini sekali lagi ingin kukatakan. Neng..Ikut abang nonton The Raid yuuk... :)

April Mop?


Zaman sekarang anak muda mana yang tidak mengenal budaya April Mop?. Budaya yang dirayakan setiap tanggal 1 April dan budaya yang mengajarkan tentang kebohongan atau lelucon. Saya terkadang heran apa alasan mereka merayakan budaya yang tentunya sudah berlawanan dengan ajaran agama mana pun. Saya pun terkadang bingung, apakah mereka semua mengenal asal muasal lahirnya budaya ini? atau apakah mereka hanya sekedar mengikuti dari yang dilihat saja, ditelevisi atau di media lainnya? Beberapa pertanyaan ini yang coba saya jawab skarang..

Sejarah April Mop
Tradisi April Mop bermula dari pembantaian kaum Muslim Granada di Spanyol oleh pasukan kaum kafir ketika mereka sudah menguasai Spanyol pada tahun 1487 atau bertepatan 892 H. Saat itu, Granada merupakan daerah terakhir di Spanyol yang di taklukan oleh pasukan kafir. Setelah Granada terkepung dan di duduki, sipil Muslim bertahan dan bersembunyi di rumah mereka. Saat itulah tentara kaum kafir mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan kapal-kapal di pelabuhan dan  membiarkan seluruh Muslim Granada keluar dari Spanyol. 

Sebagian besar Muslim Granada mempercayai pengumuman itu dan mereka keluar dari rumah mereka menuju pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan ternyata kapal yang di janjikan telah di bakar dan ditenggelamkan oleh pasukan kafir. Sehingga ribuan kaum Muslim yang tersudut dan juga pasukannya yang tidak bersenjata tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka di bantai habis berserta Muslim lain yang masih bertahan di rumah-rumah mereka yang juga dihanguskan. 

Laut pelabuhan Granada yang biru akhirnya berwarna merah kehitaman oleh darah Muslim. Peristiwa berdarah itu terjadi tepat pada tanggal 1 April, sehingga mereka menyebutnya sebagai The April Fools Day. Pada hari itu diperingati sebagai hari kemenangan kaum kafir atas muslim dengan cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.

Perkembangan Budaya April Mop

Saat ini perkembangan budaya April Mop lebih populer digunakan untuk pergaulan anak muda perkotaan. Budaya yang lebih mengedepankan lelucon kepada sesama temannya dan lebih mengedepankan sebuah kkebohongan didalamnya. Di televisi, twitter, facebook menjadi media yang baik untuk menyebarluaskan budaya ini. Bahkan Isu kenaikan BBM yang seharusnya terjadi pada tanggal 1 April ini sempat dianggap lelucon pemerintah terhadap rakyat.
 April Mop tentang BBM di facebook

April Mop tentang BBM di twitter

Memang agak sedikit miris ketika sebuah kebudayaan yang tidak kita ketahui sejarahnya namun sering kita terapkan. Mungkin kenaikan BBM tersebut dibahasakan sebagai lelucon bagi sebagian orang, tapi menurut saya itu bukanlah sebuah lelucon.

1 April tahun ini kenaikan BBM ini mungkin dianggap sebagai lelucon (April Mop ala pemerintah) karena bentuk ketidak percayaan masyarakat lagi kepada pemerintah yang sering berbohong  atau sebagai bentuk mensugesti diri sendiri bahwa kenaikan BBM itu adalah tidak mungkin dan dianggaplah sebagai lelucon. Melihat 2 alasan masyarakat mengganggap Kenaikan BBM adalah lelucon sebenarnya membuat saya menarik kesimpulan bahwa April Mop telah membudaya di Indonesia. 

Semoga kesimpulan saya ini salah, jika kita telah mengikuti perkembangan  budaya April Mop ini berarti kita telah membenarkan perbuatan para kaum kafir membantai kaum muslim di Spanyol dulu. Perbuatan yang terbungkus dengan lelucon dan kebohongan. Semoga ajaran kita masing-masing masih kuat sehingga kebiasaan salah tentang berbohong tidak membudaya seperti ini dan kedepannya meskipun itu untuk menghibur orang lain.