Rabu, 11 April 2012

5 Days of War

Cover  5 Days of War
Judul Film: 5 Days of War

Pemain: Rupert Friend, Richard Coyle, Andy Garcia,  Emmanuelle Chriqui, , Johnathon Schaech, 

Sutradara: Renny Harlin

Penulis Naskah: John Logan, Marshal Herskovitz

Produksi: Anchor Bay Films

Film ini bercerita tentang 2 orang wartawan perang Thomas Anderz (Rupert Friend) dan Sebastian (Richard Coyle ) sebagai kameraman yang merekam setiap kejadian dilokasi. Di film yang diangkat dari kisah nyata ini mereka berkeinginan untuk kesebuah negara Georgia yang sedang berkonflik dengan Rusia tentang batas wilayah.

Sewaktu baru memasuki wilayah mereka singgah disuatu desa tempatnya berjanjian dengan seorang yang mengenal wilayah tersebut. Mereka berhenti disebuah tempat yang sedang melakukan pesta pernikahan yang dihadiri oleh keluarga besar dari si mempelai pengantinnya. Tiba-tiba pesawat Rusia menyerang desa tersebut dan hancurlah tempat pesta tersebut. Mereka bertemu dengan seorang korban perempuan yang selamat. Tatia nama perempuan tersebut. Anderz dan sebastian pun membawa  keluarga Tatia yang selamat lainnya ke rumah sakit. Keesokannya keluarga Tatia yang dirumah sakit tersebut menghilang. Disinilah petualangan kedua wartawan ini dimulai.

Mencari dan memasuki wilayah konflik tersebut Anderz dan Sebastian juga ditemani oleh Rezo, seorang tentara Georgia yang sempat bertemu saat peliputan di perang Iraq. Rezo adalah sosok tentara yang selalu ada disaat kedua wartawan ini dalam kesulitan. Rezo sempat memberikan kalung keberuntungannya kepada Anderz karena dia beranggapan bahwa Anderz mirip dengan St. George. St. George adalah seorang prajurit Romawi yang menjunjung nilai kebenaran. Anderz adalah Wartawan perang, dia memberitakan sebuah kebenaran tentang kondisi yang ada di wilayah perang dan itu tidaklah mudah.

Disini mereka lebih mementingkan berita yang telah mereka dapatkan tentang kejahatan perang prajurit bayaran Rusia saat menyerang sebuah desa dari pada nyawanya. Nyawa mungkin bagi mereka hanyalah sebuah prantara untuk menyampaikan berita kepada dunia. Inikah profesionalitas seorang wartawan perang? Yang memberitakan bukan untuk uang semata namun, untuk penyampaian kebenaran berita yang ada.

Berbeda dengan wartawan media mainstreem yang memberitakan sesuatu hanya untuk mengharapkan beritanya laku dipasaran (unsur komersil). Bisa saya ambil contoh demonstrasi yang anarkis lebih sering diliput media sedangkan aksi damai tak ada media yang melirik. Memang masyarakat lebih menyukai sesuatu yang berbeda namun, apakah sesuatu yang berbeda tersbut harus lebih sering untuk diberitakan? Sebenarnya itu dapat merubah sudut pandang masyarakat.

Oh..iya.. salah satu kejahatan perang terhadap wartawan sempat digambarkan disini. Saat Alderz dan Sebastian ketahuan berada di wilayah konflik dan ditahan oleh pasukan Rusia. Saat itu mereka telah memberitahukan bahwa mereka Pers dengan menunjukkan kartu pers mereka namun masih menjadi target penganiayaan oleh pasukan Rusia. Seharusnya, wartawan perang tidak dapat dijadikan tahanan karena memang memilliki hak untuk bisa meliput berita terjadinya konflik.

Di film akhir film ini diperlihatkan dampak-dampak sosial setelah perang yang dirasakan oleh warga  Geogeria. Keluarga yang hilang atau terbunuh, tingkat tuna wisma yang meningkat dikarenakan rumahnya hancur, dan dampak lainnya. Mereka hanya bisa mengenang keluarga yang hilang melalui foto yang masih tersimpan dan sebuah cerita dari keluarga korban tersebut. Inilah dampak dari arogansi keinginan kekuasaan dari negara Rusia yang direkam baik oleh Thomas Anders dan Sebastian di Film 5 Days of War.

Selasa, 03 April 2012

Dunia Tanpa Sekolah


Penulis: M. Izza Ahsin
Judul Buku: Dunia Tanpa Sekolah
Penerbit: Mizan
Tahun penerbitan: 2007
Jumlah halaman: 248


Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seorang teman yang telah meminjamkan buku barunya ini dan mengizinkan saya untuk mencicipinya terlebih dahulu. Terima kasih !!!

Dunia tanpa sekolah adalah sebuah buku yang edukatif. Bercerita tentang seorang anak bernama Izza yang tergolong pintar namun muak atas sekolah formal. Menurutnya sekolah formal hanyalah tempat yang memenjarakan kreatifitas dan imajinasi seorang anak. Kebebasan dalam proses belajar seorang anak tidak terexplor dengan baik yang dikarenakan sifat individu guru. Keheningan dalam ruang kelas, ketegangan oleh guru-guru yang mencitrakan killer (sok tegas) dan beberapa kebiasaan sekolahnya ini lah yang membuat dia beranggapan bahwa sekolah memenjarakan kreatifitas dan imajinasinya dalam belajar. 

Buku yang bercerita tentang seorang anak yang harus melanjutkan sekolah dibawah tekanan kedua orang tuanya. Orang tuanya beranggapa bahwa kesuksesan seseorang dapat dinilai dari seberapa tinggi seorang itu bersekolah, dan mindset seperti ini lah yang Izza tidak suka. Slogan wajib belajar 9 tahun-pun dibantahnya, Izza mau belajar seumur hidup, tidak sembilan tahun saja kemudian dilupakan.

Jangka papan tulis seharusnya tak digunakan untuk memukul anak-anak yang nakal, mencaci atau memaki seharusnya tidak dilakukan oleh orang yang terdidik sekelas guru, dan berbagai cara lain yang berkedok untuk memberikan citra tegas atau jerah kepada murid yang kurang bisa diatur. Beberapa hal yang dia lihat inilah yang membuat dirinya tak ingin sekolah lagi dan lebih fokus pada hobi nya saja yaitu menulis. Banyak tulisan telah Izza lahirkan namun tak ada yang mengerti tentang bakatnya ini. Baginya “Siapapun bisa jadi penulis. Menulis tidak perlu bakat. Atau lebih tepatnya, bakat dapat diciptakan sesuai situasi dan kondisi"

Liburan adalah surga baginya karena bisa menghabiskan waktu liburnya ke Gramedia dengan keluarganya dari luar kota. Menurutnya Toko buku itu seperti restorant, dan dia ingin menghabiskan waktunya memakan satu demi satu buku disini. Sebuah pemikiran yang jarang atau bahkan tidak pernah saya dengarkan dari mulut anak muda zaman sekarang.

Buku ini menarik dibaca untuk mereka yang percaya pada sumber ilmu hanya pada sekolah saja. Semoga mereka mereka semua tersadar tentang konsep pendidikan yang ada selama ini kurang benar. Buku ini menarik dibaca juga untuk mereka calon penulis atau setidaknya beranggapa bahwa bakat itu sudah ditentukan sebelum kita terlahir. Izza membuktikan bahwa potensi bakat kita pada awalnya sama namun lingkunganlah yang membentuknya.

Minggu, 01 April 2012

Neng..ikut abang nonton The Raid yukk.,.

The Raid

Awal April ini kembali saya dibuat penasaran oleh 2 hal, yang pertama adalah Film the Raid dan kau. Film The Raid menjadi hal yang mengisi rasa penasaranku yang singkat di awal bulan ini karena sekarang di kampus, twitter dan facebook semua membahas film ini. Alhasil 50% isi otak kanan belakangan ini dipenuhi kata The Raid.. The Raid.. The Raid.. dan The Raid.. Film yang KATANYA bergenre action ini juga menarik perhatian karena KATANYA beda dengan film indonesia yang biasanya beredar. Sialan.. mereka begitu hebat melakukan promo dan membentuk simbol tanya dibelakang kata “The Raid” ini.

Hal kedua yang mengisi 50% kekosongan otak kanan ini adalah kau. kau adalah orang yang sejak beberapa bulan terakhir menyinggahi dan membuat rasa penasaranku kembali terpacu. Lama tak merasakan hal seperti ini. Lama adrenalinku tak menggebu hebat jika dekat dengan seorang perempuan. Senyam-senyum sendiri dan mengalami imajinasi yang kian melayang.

Terkadang kebingungan menghentikan proses kerja otak kanan ini, kenapa dengan  perempuan ini? Apa alasanku memikirkanmu? kau memang nampak berbeda dengan perempuan lainnya. Tampak tenang, pintar, kadang datang lucunya, dan satu hal yang penting, kau menutupi auratmu dan itulah yang membuat ku memandang kau berbeda dengan perempuan lainnya, merasa dirinya anggun dengan baju yang hanya menutupi sebagian kecil kulit tubuhnya. Yaa.. perempuan berjilbab ini memang membuat rasa penasaranku muncul tak terkendali. kau, Seperti jaring laba-laba dirumah tua yang jarang ditinggali, membentuk pola tak beraturan dari sifat tenangmu dan semua itu masih sulit untuk ku baca dan ku raba.

Kedua hal itulah yang mengisi otak kananku yang rajin, senang dan hoby berimajinasi pada hal yang sedang menjadi target penasaran ini.  Kedua hal ini sempat ingin ku realisasikan bersamaan. Yaa.. ngajak kau nonton The Raid, karna hanya dengan merealisasikannya saya bisa menuangkan sebuah imajinasi ke dunia nyata. Semua memang tak semudah menuangkan gelas yang berisi (ruang imajinasi) ke gelas kosong (realitas).tapi, mari mencobanya. Banyak cara untuk melakukannya kok dan ini adalah cara kesekian untuk merealisasikannya.

Sulit untuk mengajakmu untuk merealisasikan imajinasiku diawal April ini, begitu banyak alasan untuk menundanya. Melalui surat ini telah ku jelaskan beberapa alasan mengapa kau yang kuajak untuk menikmati film ini dan melalui surat ini sekali lagi ingin kukatakan. Neng..Ikut abang nonton The Raid yuuk... :)

April Mop?


Zaman sekarang anak muda mana yang tidak mengenal budaya April Mop?. Budaya yang dirayakan setiap tanggal 1 April dan budaya yang mengajarkan tentang kebohongan atau lelucon. Saya terkadang heran apa alasan mereka merayakan budaya yang tentunya sudah berlawanan dengan ajaran agama mana pun. Saya pun terkadang bingung, apakah mereka semua mengenal asal muasal lahirnya budaya ini? atau apakah mereka hanya sekedar mengikuti dari yang dilihat saja, ditelevisi atau di media lainnya? Beberapa pertanyaan ini yang coba saya jawab skarang..

Sejarah April Mop
Tradisi April Mop bermula dari pembantaian kaum Muslim Granada di Spanyol oleh pasukan kaum kafir ketika mereka sudah menguasai Spanyol pada tahun 1487 atau bertepatan 892 H. Saat itu, Granada merupakan daerah terakhir di Spanyol yang di taklukan oleh pasukan kafir. Setelah Granada terkepung dan di duduki, sipil Muslim bertahan dan bersembunyi di rumah mereka. Saat itulah tentara kaum kafir mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan kapal-kapal di pelabuhan dan  membiarkan seluruh Muslim Granada keluar dari Spanyol. 

Sebagian besar Muslim Granada mempercayai pengumuman itu dan mereka keluar dari rumah mereka menuju pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan ternyata kapal yang di janjikan telah di bakar dan ditenggelamkan oleh pasukan kafir. Sehingga ribuan kaum Muslim yang tersudut dan juga pasukannya yang tidak bersenjata tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka di bantai habis berserta Muslim lain yang masih bertahan di rumah-rumah mereka yang juga dihanguskan. 

Laut pelabuhan Granada yang biru akhirnya berwarna merah kehitaman oleh darah Muslim. Peristiwa berdarah itu terjadi tepat pada tanggal 1 April, sehingga mereka menyebutnya sebagai The April Fools Day. Pada hari itu diperingati sebagai hari kemenangan kaum kafir atas muslim dengan cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.

Perkembangan Budaya April Mop

Saat ini perkembangan budaya April Mop lebih populer digunakan untuk pergaulan anak muda perkotaan. Budaya yang lebih mengedepankan lelucon kepada sesama temannya dan lebih mengedepankan sebuah kkebohongan didalamnya. Di televisi, twitter, facebook menjadi media yang baik untuk menyebarluaskan budaya ini. Bahkan Isu kenaikan BBM yang seharusnya terjadi pada tanggal 1 April ini sempat dianggap lelucon pemerintah terhadap rakyat.
 April Mop tentang BBM di facebook

April Mop tentang BBM di twitter

Memang agak sedikit miris ketika sebuah kebudayaan yang tidak kita ketahui sejarahnya namun sering kita terapkan. Mungkin kenaikan BBM tersebut dibahasakan sebagai lelucon bagi sebagian orang, tapi menurut saya itu bukanlah sebuah lelucon.

1 April tahun ini kenaikan BBM ini mungkin dianggap sebagai lelucon (April Mop ala pemerintah) karena bentuk ketidak percayaan masyarakat lagi kepada pemerintah yang sering berbohong  atau sebagai bentuk mensugesti diri sendiri bahwa kenaikan BBM itu adalah tidak mungkin dan dianggaplah sebagai lelucon. Melihat 2 alasan masyarakat mengganggap Kenaikan BBM adalah lelucon sebenarnya membuat saya menarik kesimpulan bahwa April Mop telah membudaya di Indonesia. 

Semoga kesimpulan saya ini salah, jika kita telah mengikuti perkembangan  budaya April Mop ini berarti kita telah membenarkan perbuatan para kaum kafir membantai kaum muslim di Spanyol dulu. Perbuatan yang terbungkus dengan lelucon dan kebohongan. Semoga ajaran kita masing-masing masih kuat sehingga kebiasaan salah tentang berbohong tidak membudaya seperti ini dan kedepannya meskipun itu untuk menghibur orang lain.

Kamis, 29 Maret 2012

#TolakKenaikanBBM

Aksi massa melewati Taman Makam Pahlawan 


Pagi ini kami kembali berbaris, kembali turun kejalan dengan tuntutan yang sama, kembali mendengarkan suara megaphone di tangan kawan seperjuangan. Tolak Kenaikan BBM! Tuntutan yang seminggu ini terus di gaungkan oleh kawan mahasiswa yang masih perduli dampak kerakyat nantinya. Dampak yang telah dirasakan 2 minggu sebelum keputusan kenaikan BBM itu betul-betul disahkan oleh orang-orang berjas disana. Biaya bahan-bahan pokok sudah melonjak perlahan di pasaran. Silahkan bayangkan sendiri jika itu betul-betul naik. Sungguh memprihatinkan orang-orang diluar sana nntinya.

Kali ini banyak yang melakukan aksi yang serupa dijalanan. Ada yang melakukan pemblokiran jalan, teaterikal jalanan atau hanya sekedar menyampaikan orasi atas pernyataan sikap. Di Makassar sendiri, mungkin tak pernah absent menjadi sorotan media seminggu ini. dan puncaknya terjadi pada tanggal Kamis, (29/03) kemarin. Hampir sekitar 2000 mahasiswa dan gabungan organisasi yang lain bergabung memerahkan (Almamater merah=UNHAS) jalanan di Jalan Perintis Kemerdekaan. Dari kejauhan luar biasa ramainya siang itu. Gerakan hari ini menjadi sebuah gerakan Sekretariat Bersama (SEKBER) Perjuangan Rakyat Sulawesi Selatan.

merdeka.com

Aksi hari ini ingin menyampaikan beberapa pesan kepada mereka para pejabat di Senayan sana:
  1. Tolak kenaikan harga bahan bakar minyak
  2. Pangkas anggaran negara yang tidak penting
  3. Transparansi pendapatan negara dari sektor MiGas
  4. Perbaiki tata kelola dari sektor MiGas
Aksi ini juga ingin menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat pada umumnya:
Makassar tidak kasar!!!
Namun, pesan untuk masyarakat ini tidak terlalu tersampaikan karena kurangnya media yang ingin menyampaikannya. Tidak menjual mungkin menjadi alasan mengapa pemberitaan seperti ini tidak terlihat di media pemberitaan di kota ini.

Aksi hari ini hingga pukul 6 sore hari. Semua masih berjalan damai dan dengan peserta aksi yang ramai. Demonstrasi yang seperti inilah yang seharusnya merubah mindset masyarakat dan menjadi bukti bahwa demonstrasi tidak harus kasar atau anarkis. Demonstrasi adalah seni menyampaikan pendapat kepada masyarakat dan tidak membias kan pendapat itu nantinya dengan gerakan yang terkesan tidak perlu atau anarkistis. Anarkistis hanya mengalihkan perhatian masyarakat terhadap pesan yang ingin disampaikan ke gerakan spontan kita.


Long march kembali ke Unhas dari Fly Over

Semoga pesan-pesan yang tidak dibahasakan oleh media-media itu mampu terwakili dengan postingan ini. #MakassarTidakKasar #TolakKenaikanBBM

Senin, 26 Maret 2012

"Aksi dan Masyarakat yang Apatis"



Terkadang saya heran dengan pendapat negatif orang-orang diluar sana yang tentang aksi demonstrasi. Mulai tentang "demonstrasi hanya bikin macet jalanan" sampai "demonstrasi tak ada gunanya". Sadarkah mereka yang mengeluh tersebut bahwa ini juga tentang mereka. Hak-hak atas mereka sebenarnya sedang diperjuangkan.
Saat ini isu kenaikan BBM sedang hangat dibahas. Rencananya pemerintah akan menaikkan tarif BBM bersubsidi menjadi Rp.6.000/ liter dari sebelumnya menjadi Rp.4.500/liter. Rencana pemerintah inilah yang kini sedang di tolak bagi mahasiswa pada umumnya yang mengakibatkan mereka harus melakukan aksi turun kejalan. Membentangkan spanduk dijalan, orasi, membaca puisi atau sekedar berdiri menjadi peserta aksi juga adalah bentuk pernyataan sikap atas penolakan kenaikan BBM pada tanggal 1 April besok.
Aksi unjuk rasa jalanan ini sebenarnya sudah diatur Undang-undang Republik Indonesia No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum yang salah satu pointnya membahas "Unjukrasa atau demontrasi adalah kegiatan yang dilakukan seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum." Menurut undang-undang ini tidak ada yang salah dari adanya aksi demonstrasi jalanan. Mungkin disini yang salah hanya pada penerapannya yang sedikit mengganggu jalannya aktifitas, misalnya memacetkan jalan.
Memacetkan jalan inilah menimbulkan keluhan yang seharusnya tak harus dikeluarkan bagi orang-orang yang sedang diperjuangkan haknya. Mereka terlalu mengedepankan akibat jangka pendek misalnya, "jika macet saya akan terlambat masuk kerja". Mengapa mereka tidak berpikir misalnya, "Aksi ini untuk mempertahankan harga BBM bersubsidi dan itu juga tentang saya". Mereka tidak berpikir tentang jangka panjang dan itulah mereka yang dikatakan kaum apatis. Seharusnya mereka lebih bersatu untuk menyuarakan penolakan ini. Bukan hanya menerima hasil dari penolakan.
Rakyat seharusnya menjadi sosok-sosok yang jauh lebih kritis dari mahasiswa karena mereka lah yang menyentuh kebijakan-kebijakan pemerintah. Rakyat pun seharusnya turut mengambil peran dalam sebuah perubahan kebijakan. Kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok kecil diparlemen sana. Seharusnya mereka tidak hanya menjadi sosok yang apatis dan hanya pasrah pada perubahan waktu dan penentu waktu itu.
Semoga mereka sadar dan tidak hanya sekedar mengeluh dengan aksi ini.

Minggu, 04 Maret 2012

Industri Politik




Beberapa hari yang lalu saya mengikuti sebuah Dialog Kebangsaan yang salah satu pembicaranya adalah salah satu wakil ketua DPR RI. Di dialog tersebut beliau sempat membahas tentang industri politik di Indonesia. Industri yang mencetak orang-orang yang awalnya bukanlah siapa-siapa dan ingin dijadikan sebagai wakil rakyat kelak.

Idealnya Untuk memasuki industri politik menurut beliau memiliki 4 syarat, yaitu:

  1. Integritas, nilai – nilai yang kita percayai, kita yakini, kita perjuangan, kita pegang.
  2. Populer, Ketika sosok kita mampu dikenali oleh orang banyak itu merupakan sebuah modal.
  3. Kompetensi, pemilikan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
  4. Sumberdaya, lebih dibahasakan sebagai modal materi atau kekayaan.

4 syarat diatas menjadi syarat yang harus dimiliki oleh orang-orang yang mendaftar sebagai calon legislatif atau para pejabat tinggi menurut kaca mata ideal. Dilihat dari syarat-syarat diatas bisa dikatakan bahwa tidak ada yang mampu diwakili oleh kelompok masyarakat berekonomi rendah meskipun mereka memiliki kompetensi dan integritas karena mereka pasti akan terbentur pada syarat populer dan sumber daya. Tanpa sumber daya sudah pasti mereka bakalan sedikit mencetak Baliho, kalender, kaos dan media kampanye lainnya seperti yang bisa teman-teman temukan di kehidupan sehari-hari ini. Tanpa sumber daya pula populeritas tak dapat ditemukan.

Beda halnya ketika yang mereka punyai hanyalah sumber daya tanpa integritas, kompetensi dan populeritas. Hanya bermodalkan kekayaan mereka menyebar baliho dan poster-poster disepanjang jalan untuk menghasilkan populeritas. Kompetensi dan integritas dapat dihasilkan seiring sejalan pada saat mereka telah terpilih dilegislatif.

Beginikah bentuk pendidikan politik saat ini? Sebuah bentuk industri politik instan yang hanya menghasilkan pemimpin tanpa moral yang kurang baik karena hanya memikirkan modal kampanye mereka kemarin. Tidak heran jika korupsi di Indonesia memiliki posisi pertama di Asia Pasifik. Posisi pertama lembaga di Indonesia yang terkorup dapat ditemukan di bagian Kabupaten. Sesuatu yang sangat dekat dengan kita, Politik dan Korupsi.

http://www.gatra.com/hukum/31-hukum/8220-pemkab-lembaga-terkorup-di-indonesia

http://www.gangsadar.com/2012/03/peringkat-daftar-10-negara-terkorup-di.html