Sabtu, 21 Januari 2012

Anak Lebak dan Jembatan Gantungnya



Menyaksikan tayangan pemberitaan sore ini tentang anak-anak SD diDesa Sangiang Tanjung, Lebak, Provinsi Banten yang menyeberangi jembatan yang seutas talinya telah putus dan kini hanya bertahan pada seutas tali yang menggantung membuat mata ini tersadar tentang kondisi negeri ini. Sungguh hebat mereka, mampu menghadapi medan yang tidak lazim dilalui oleh anak seumuran mereka didaerah lain, hanya untuk mencapai sekolahnya diujung jembatan sana, dan untuk mencapai tujuan mereka yang sungguh mulia: Menunaikan amanat pembukaan UUD 1945 agar kelak bisa menjadi bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mereka bukanlah siswa yang dilatih untuk menghadapi bahaya atau dilatih untuk menjadi stuntman jika telah selesei dijenjang pendidikan ini.Mereka hanyalah siswa-siswi dari Sekolah Dasar saja, jenjang pendidikan yang mengajarkan hal-hal yang paling sederhana dinegeri ini. Mereka masih memakai baju putih dan celana merah, dulu kita pernah mengenakan seragam itu, namun kondisi kita jauh lebih beruntung dari mereka.

Semoga mereka yang masih diSekolah Dasar itu sengaja menghadapi jembatan gantung itu dengan tidak berpikir bahwa “Inilah negeri ini, inilah pendidikan dasar”, semoga tidak. Jika iya, itu merupakan kesalahan mindset yang terbentuk oleh tidak tersentuhnya pemilik tangan-tangan harum dan bersih negeri ini didaerah mereka.Daerah yang dulunya sempat disinggahi mereka ketika mencari suara dukungan untuk berkantor diSenayan kepada bapak dan ibu mereka dikampung.

Bukan untuk sekedar menyalahkan mereka diSenayan sana, disaat mereka sibuk mensejahterakan diri mereka sendiri dengan proyek ber-milyar diawal tahun kemarin, sejahtera mereka didaerah pelosok sini sedang dalam kondisi memperihatinkan. Kita bicara masa depan, anak-anak inilah yang bakal menjadi penerus negeri ini, semoga mereka belajar dari kesalahan pemimpin negeri ini dan mencoba memperbaikinya untuk generasi yang selanjutnya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar